Secara umum siklus akuntansi dapat kita artikan sebagai
langkah-langkah atau proses akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan,
mulai dari transaksi sampai penyajian laporan keuangan.
Siklus akuntansi akuntansi diawali dari adanya transaksi
yang terjadi dalam sebuah perusahaan. Transaksi juga dijadikan sebagai titik
awal untuk memulai proses akuntansi, atau dengan kata lain ada tidaknya
akktifitas pencatatan akuntansi sangat bergantung kepada ada tidaknyatransaksi
yang dilakukan perusahaan aktifitas transaksi seperti pembelian, penjualan.
Selanjutnya transaksi yang dilakukan perusahaan harus memiliki
bukti/dokumentasi. Transaksi yang tidak memiliki bukti sebagai dokumentasi
tentu tidak dapat dikategorikan sebagai sebuah transaksi.
Bukti transaksi merupakan sarat mutlak untuk mengakui
keberadaan dari sebuah transaksi. Langkah selanjutnya dokumentasi dicatatkan
(dijurnal) kedalam buku harian. Buku harian ini merupakan catatan untuk merekam
transaksi perusahaan pertama kalinya. Dari buku harian diteruskan ke buku besar
(diposting). Buku besar digunakan untuk mengklasifisikasikan perkiraan
perjenis. Apabila kita belum mendapatkan informasi yang lengkap dalam buku
harian tentang mutasi dari sebuah perkiraan, maka dalam buku besar umum ini
kita sudah dapat mengetahui mutasi setiap jenis perkiraan. Disamping buku besar
umum, pada gambar diatas juga terlihat buku besar pembantu yang digunakan untuk
cross check dengan buku besar umum. Buku besar pembantu ini dasar pencatatannya
adalah langsung dari bukti asli sehingga daya controlnya terhadap buku besar
umum tinggi. Setelah buku besar disiapkan, selanjutnya dibuatkan buku neraca
saldo yang digunakan untuk mengkoreksi jika terdapat kekeliruan mulai dari dokumentasi
transaksi sampai pada buku besar umum. Buku neraca saldo ini berisi saldo-saldo
perkiraan dalam sebuah perusahaan. Setelah neraca saldo disiapkan, maka
dibuatkan neraca lajur yang digunakan untuk mempermudah penyajian laporan
keuangan dengan berbagai penyesuaian (adjusment) yang dilakukan.
Dari neraca lajur tersebut, dihasilkan laporan keuangan yang
terdiri dari lima bagian yakni :
1. Neraca : melaporkan tentang asset, kewajiban dan equity
perusahaan.
2. Laba rugi (L/R) : melaporkan tentang hasil usaha
perusahaan.
3. Laporan Equity (LE) : melaporkan tentang perubahan dan
kondisi equity.
4. Aliran Kas (AK) : melaporkan tentang aliran kas masuk
atau keluar.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CLK) : melaporkan tentang
penjelasan mengenai semua perkiraan yang tercantum di neraca, laba rugi dan
perubahaan equity.
Berikut ini dan selanjutnya akan dibahas bagian-bagian dalam
siklus akuntansi secara berurutan menurut siklusnya. Pembahasan di mulai dari
siklus akuntansi
Siklus akuntansi merupakan proses pencatatan akuntansi mulai
dari dokumentasi sampai penyajian laporan keuangan. Gambar 1.1 diatas merupakan
gambar siklus akuntansi mulai dari transaksi sampai dengan penyajian laporan
keuangan.
Transaksi merupakan kejadian-kejadian ekonomi dan aktifitas
normal yang dilakukan oleh perusahaan dan berkaitan dengan operasi utama
perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung pada periode tertentu. Beberapa
kata kunci dari pengertian transaksi diatas adalah :
1. Kejadian ekonomi
2. Dilakukan oleh perusahaan
3. Dilakukan dalam rangka kegiatan utama perusahaan
4. Dilakukan pada periode tertentu
Contoh transaksi seperti penjualan, pembelian, pengeluaran
kas, penerimaan kas, dan lain sebagainya. Umumnya setiap transaksi bisnis
mempengaruhi paling tidak dus perkiraan. Kejadian ekonomi digambarkan dengan
adanya aktifitas-akitifitas yang dilakukan perusahaan baik terkait langsung
dengan akktifitas utama maupun bukan.
Periode tertentu yang dimaksud diatas adalah periode 1
tahun. Istilah periode tahunan ada yang disebut dengan tahun takwim dan tahun
buku. Tahun takwim adalah periode akuntansi yang berewal tanggal 1 januari dan
berakhir tanggal 31 desember pada tahun tertantu. Sedangkan tahun buku adalah
periode yang berawal dan berakhirnya selain dari tanggal tahun takwim. Setiap
transaksi akan memmpengaruhi beberapa perkiraan dan perkiraan ini tentu sangat
penting perannya. Apabila kita ingin membuat kebijakan apakah kita akan
melakukan peminjaman uang lagi atau tidak, pastilah kita membutuhkan informasi
tentang perkiraan utang. Apabila kita ingin membeli aktiva, pastilah kita
membutuhkan informasi perkiraan kas, sehingga kita bisa memutuskan apakah kita
beli atau tidak. Tentunya jika kas kita memadai, maka kita kan membeli aktiva secara
tunai, atau apabila kas kita tidak mencukupi kita bisa saja membelinya dengan
alternative lainnya. Jadi peran sebuah perkiraan sangat penting bagi kita untuk
mengambil keputusan perusahaan.
Dokumentasi merupakan bukti transaksi yang dilakukan. Suatu
transaksi yang dilakukan tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada bukti
otentiknya. Bukti otentik disini tentu dalam bentuk tertulis. Dalam akuntansi
bukti lisan dari seseorang tidak dapat dijadikan sebagai sebuah bukti. Contoh
bukti dalam praktek sehari-hari sangat banyak, seperti kwitansi, faktur, kertas
bon, perjanjian-perjanjian kontrak kerja dan lain sebagainya. Saat ini,
kebenaran dari sebuah bukti sering dipertanyakan. Artinya sebuah bukti tertulis
selalu saja dapat di”ada”kan namun palsu. Oleh sebab itu standar dari kebenaran
yang dimaksudkan dalam akuntansi adalah kebenaran material, bukan kebenaran
formal. Bukti yang memiliki kebenaran material adalah bukti tertulis dari
transaksi yang benar-benar dilakukan dari sisi jumlah maupun aktifitasnya. Sedangkan
kebenaran formal adalah bukti tertulis yang secara pisik ada, namun bukan
mewakili kenyataan.
Dokumentasi dari sebuah transaksi wajib di “file” selama
minimal 10 tahun. Ini artinya bahwa, sebuah bukti wajib disimpan untuk
pertanggungjawaban selama masa waktu 10 tahun. Dengan demikian keberadaan dari
sebuah bukti mutlak adanya untuk mewakili bahwa sebuah transaksi memang sudah
dilakukan. Dalam siklus akuntansi, dokumentasi ini merupakan bahan pertama kali
yang diproses dalam pencatatan akuntansi. Proses pencatatan akuntansi tidak aka
nada, jika dokumentasinya tidak ada. Siklus akuntansi yang digambarkan diatas
adalah siklus akuntansi konvensional berbasis manual.
Siklus akuntansi berbasis computer diatas, jauh lebih
singkat dalam menghasilkan laporan keuangan. Dari semua dokumen sumber
teransaksi langsung dicatatkedalam buku harian umum. Khusus untuk dokumen
sumber transaksi utang dan piutang, selain langsung dicata kedalam buku harian
umum, juga dicatat kedalam buku besar pembantu sebagai buku control terhadap
buku besar umum utang dan piutang. Proses selanjutnya setelah dicatakan kedalam
buku harian umum adalah memposting semua perkiraan kedalam buku besar umum.
Saldo utang dan piutang dalam buku besar umum akan dibandingkan dengan saldo
utang dan piutang dalam buku besar pembantu. Proses selanjutnya setelah dari
buku besar umum dapat dihasilkan catatan akuntansi berupa neraca saldo dan
laporan keuangan. Dengan demikian proses akuntansi berbasis computer jauh lebih
singkat dan dapat menghasilkan laporan keuangan. Sedangkan off-line system,
proses dijalankan secara bertahap atau dengan kata lain proses menjurnal atau
memposting didasarkan pada waktu tertentu
Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah analisis
transaksi dan kejadian-kejadian tertentu lainnya. Dalam fase ini setiap
kejadiankejadian
keuangan di dalam perusahaan diidentifikasi dan dicatat
sesuai dengan kriteria dan standar yang ditentukan. Suatu transaksi serta
kejadian tertentu pada awalnya tidak dicatat dalam buku besar karena satu transaksi
akan mempengaruhi dua akun atau lebih, di mana masing-masing akun ini terdapat
dalam halaman berbeda dalam buku besar. Untuk mengatasi masalah ini dan
mencatat setiap transaksi serta kejadian secara lengkap pada satu tempat,
digunakan pencatatan pada jurnal yang merupakan fase berikutnya. Bentuk jurnal
yang paling sederhana adalah daftar transaksi atau kejadian kronologis yang
diekspresikan dalam istilah debet dan kredit pada akun-akun tertentu yang
disebut Jurnal Umum. Dalam beberapa kasus, perusahaan menggunakan Jurnal Khusus
(Special Journal) selain Jurnal Umum.
Jurnal Khusus mengikhtisarkan transaksi-transaksi yang
memiliki karakteristik serupa misalnya Penerimaan Kas, Penjualan, Pembelian,
Pengeluaran Kas sehingga menghemat waktu yang diperlukan waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan berbagai tugas pembukuan. Fase selanjutnya adalah
Pemindahbukuan (Posting).
Dalam fase ini item-item yang dimasukkan dalam Jurnal Umum
harus ditransfer ke Buku Besar Umum. Fase ini merupakan bagian dari proses
pengikhtisaran dan pengklasifikasian. Proses pemindahbukuan setiap transaksi
yang dicatat dalam jurnal akan dituangkan ke buku besar sesuai dengan akun dan
pos transaksinya secara berurutan. Neraca Saldo adalah daftar akun beserta
saldonya pada suatu waktu tertentu. Umumnya Neraca Saldo dibuat pada akhir
periode akuntansi. Tujuan utama dari Neraca Saldo adalah untuk membuktikan
kesamaan matematis dari debet dan kredit setelah posting dilakukan. Neraca
Saldo juga berguna untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan dalam pembuatan ayat
jurnal dan posting di samping bermanfaat untuk menyusun laporan keuangan. Agar
pendapatan dicatat pada periode di mana pendapatan dihasilkan, dan agar beban
dicatat pada periode terjadinya, maka Ayat Jurnal Penyesuaian(adjusting
entries) harus dibuat pada akhir periode
akuntansi. Yaitu, penyesuaian diperlukan untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip
pengakuan pendapatan dan penandingan tidak dilanggar.
Setelah semua Ayat Jurnal Penyesuaian dibuat dan diposting,
Neraca Saldo berikutnya lalu dibuat dari akun-akun Buku Besar. Neraca Saldo ini
dinamakan dengan Neraca Saldo Yang Telah Disesuaikan (Adjusted Trial Balance).
Neraca Saldo ini memperlihatkan saldo dari semua akun, termasuk akun-akun yang
telah disesuaikan, pada akhir periode akuntansi. Tujuannya adalah untuk
memperlihatkan pengaruh dari semua kejadian keuangan yang telah terjadi selama
periode akuntansi. Proses berikutnya adalah pembuatan Laporan keuangan. Adapun
Laporan keuangan yang umumnya dibuat oleh suatu perusahaan yaitu Laporan Laba
Rugi (Income Statemen) dan Neraca (Balance Sheet). Pada Laporan Laba Rugi akan
diperlihatkan untung / rugi dari operasional perusahaan, sedangkan Neraca akan
melaporkan aktiva, kewajiban, serta ekuitas perusahaan.
Prosedur yang umumnya diikuti untuk mengurangi saldo akun
nominal menjadi nol dalam rangka menyiapkan akun-akun tersebut untuk periode
berikutnya dikenal sebagai Proses Penutupan (Closing Proccess).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar