Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah /UKM dewasa ini sangat menggembirakan, hal ini dikarenakan perhatian berbagai pihak terhadap sektor UKM sangat tinggi. Tahun 2003 kontribusi UKM mencapai 2,4 persen dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,1 persen.
Pemberdayaan sektor UKM memang perlu terus ditingkatkan, sehingga diharapkan, di masa depan ribuan UKM yang bergerak diberbagai sektor di tanah air ini dapat berkembang dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar.
Kendala utama yang dihadapi pengusaha kelas UKM adalah permodalan. Walaupun kehadirannya menjanjikan, tetapi masih bayak lembaga keuangan khususnya perbankan masih melirik sebelah mata.
Di samping permodalan, masalah lain yang dihadapi sektor UKM adalah Pengelolaan Keuangan/Perencanaan Keuangan.
Perencanaan Keuangan UKM Sangat Penting
Seringkali kita mendengar ada UKM setelah menerima kredit dari Lembaga Keuangan/Perbankan yang katanya untuk mengembangkan usaha, kenyataannya di lapangan digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga ketika uang tersebut habis usahapun tidak jalan/bangkrut.
Perencanaan Keuangan UKM sebenarnya adalah Kedisiplinan Pelaku Usaha dalam mengelola Keuangan Pribadi/Keuangan Perusahaan. Harus dipisahkan antara keuangan untuk kebutuhan hidup sehari-hari dengan keuangan untuk usaha, meskipun usaha tersebut dijalankan di rumah.
Ada contoh seorang pengusaha sablon, usahanya dikerjakan di rumah. Setiap pemasukan dan pengeluaran, tidak pernah dicatatnya, hanya diingat-ingat di kepala dan uang yang masuk disimpa di laci atau “managemen by laci”.
Membayar tagihan listrik ambil uang dari laci, belanja rumah tangga ambil uang dari laci. Anaknya ingin jajan ambil uang di laci. Giliran untuk membeli bahan-bahan sablon/membayar gaji karyawan, uang tersebut tidak cukup/kurang, akhirnya kelabakan dan cari pinjaman sana sini. Sebenarnya sih pengusaha itu untung, tetapi karena tidak pernah dicatat dan pengambilan uangnya sembarangan bukannya untung yang didapat, melainkan rugi. Kalau kejadian tersebut berulang-ulang, bulan demi bulan, maka dipastikan usaha tersebut tidak akan berkembang bahkan akan mengalami kebangkrutan.
Perencanaan Keuangan untuk Pengusaha Kecil Menengah tersebut harus meliputi:
1. Cash Flow Positif
Berbicara mengenai suatu usaha adalah mengenai untung dan rugi. Kalau hasil penjualan dikurangi biaya produksi dan biaya-biaya perusahaan adalah positif maka perusahaan tersebut untung, dan kalau hasil negatif maka rugi. Untuk membuat perencanaan keuangan perusahaan, maka Cash Flow harus positif, sehingga merencanakan keuangan selanjutnya lebih mudah. Bagaimana kalau Cash Flow perusahaan tersebut Negatif / rugi? Yang harus dilakukan adalah menekan biaya produksi/biaya yang lain lebih kecil dari pemasukan.
1. Dana Darurat / Emergency Fund
Keberadaan Dana Darurat / Emergency Fund sangat penting bagi Usaha Kecil Menengah. Dana darurat ini untuk mengantisipasi apabila dalam beberapa hari/bulan tidak mendapatkan order; ada karyawan yang masuk rumah sakit karena kecelakaan, ada order yang cukup besar.
1. Proteksi Pendapatan (Asuransi Jiwa)
Proteksi terhadap pendapatan atau dengan kata lain proteksi terhadap pengusaha yang menjadi sumber penghasilan keluarga adalah suatu hal yang perlu direncanakan terlebih dahulu, sebelum kita masuk kepada perencanaan kebutuhan keuangan lainnya.
Seperti halnya dana darurat, asuransi jiwa adalah merupakan sebuah cara yang perlu dipersiapkan dalam mengantisipasi resiko kehilangan sumber penghasilan yang disebabkan oleh kematian atau terjadinya ketidakmampuan total akibat kecelakaan atau sakit pengusaha tersebut yang menjadi sumber penghasilan utama dalam keluarga. Apalagi kalau pengusaha tersebut mempunyai banyak ide yang berguna dalam usahanya, harus diasuransikan.
1. Proteksi Terhadap Tempat Usaha
Pelimpahan resiko kepada pihak perusahaan asuransi terhadap tempat usaha juga sangat penting sekali. Ini mengantisipasi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya terjadi pencurian, kebakaran dan huru hara. Jangan sampai terjadi setelah kebakaran yang menghabiskan seluruh tempat usaha, stok barang dan barang jadi pengusaha tersebut jadi bangkrut. Ini harus dihindari..!!
1. Dana Pensiun
Mempersiapkan dana pensiun dalam perencanaan keuangan Usaha Kecil Menengah juga merupakan salah satu hal penting yang perlu direncanakan sejak awal. Karena sebagai pengusaha tidak ingin terus menerus bekerja, harus ada regenerasi. Beberapa alasan pentingnya perencanaan keuangan dana pensiun adalah:
1.
a. Ketidakpastian fisik di masa yang akan datang
b. Ketidakpastian ekonomi di masa yang akan datang
c. Tingginya biaya hidup nanti
d. Ekspektasi kehidupan lebih panjang dari saat ini
1. Diversifikasi Usaha
Apabila semua perencanaan di atas sudah dilaksanakan, maka perluasan usaha/penambahan usaha boleh dilakukan. Meskipun lambat yang penting aman. Dengan demikian perencanaan keuangan Usaha Kecil tersebut kuat, sehingga, kalau terjadi resiko terhadap usaha tersebut, enggak terlalu panik.
Usaha memerlukan pengembangan. Hal ini sangat penting sebab jika tidak maka kita akan kalah dengan kompetitor sehingga untuk bertahan maka harus mengembangkan usaha itu dan wajib hukumnya. Pertama untuk mengembangkan usaha maka kita harus tentukan usahanya dulu apakah usaha tersebut untungnya naik atau omsetnya naik. Sebenarnya kenaikan omset atau kenaikan laba itu tidak berjalan secara satu arah atau berbanding lurus tapi secara volume bertambah besar. Salah satu ukuran adalah meningkatkan omset sehingga untuk mencapai ke sana maka kita butuh modal. Namun tidak semua pengusaha yang bisa mencukupi modal mereka. Sebab banyak ironisnya jika suatu saat ada seorang pebisnis yang masuk ke bisnis dan mendapat order misalnya sekitar 1000 namun karena situasi tertentu ordernya naik menjadi 2000.
Hal ini bisa terjadi karena usahanya sudah dikenal oleh orang lain sehingga orang sudah mulai percaya bahwa ia bisa meng-handle kapasitas produksi yang besar, namun kadang-kadang tidak semua UKM mampu meng-handle. Mungkin secara umum ia bisa meng-handle misalnya secara produksi namun tidak bisa meng-handle dari sisi SDM-nya, bahan bakunya, dan lain sebagainya. Sehingga ia butuh modal lebih tentunya. Dan ini menjadi kendala.
Tanpa tambahan modal konsumen tersebut bisa saja tidak terlayani dan akhirnya bisa berpindah ke kompetitornya, dan ini bisa menjadi kerugian. Namun hal ini sebenarnya masih bisa dihindari jika pelaku UKM tersebut bisa dengan cerdik mengakalinya, sebab dengan order yang besar tersebut maka bisa diserahkan ke pihak lain misalnya jumlah 1200 dikerjakan sendiri sedang yang 800 diserahkan kepada pihak lain dan ini merupakan suatu trik untuk mengakali kesulitan modal. Ini sisi bukan dari pembiayaan.
Jika kita bisa meng-handle sendiri maka itu tidak menjadi masalah dan yang ketiga dengan mencari pinjaman. Bahkan modal bisa didapat dari para pemegang saham atau pinjaman pihak ketiga berupa bank serta dari investor.
Jika ada perusahaan yang punya dana menganggur maka perusahaan bisa memutar uang nasabah ke sektor riil. Ini sangat bagus, baik diputar berupa pinjaman individu maupun di lembaga keuangan. Bagi debitur maupun kreditur maka harus ada kerjasama yang baik, dalam hal ini mungkin harus menyediakan jaminan berupa BPKB yang perputarannya lebih cepat.
Intinya, meskipun modal terbatas, mengembangkan usaha sifatnya wajib sebab kita sudah masuk usaha itu dan berharap akan mengembangkannya dari sisi omset dan efisiensi. Cara lainnya lewat pemaksimalan aset yang ada. Namun yang perlu diingat jangan ekspansif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar