Perkembangan teknologi elektronika yang sangat pesat dalam
dasawarsa belakangan ini telah mengarah kepada suatu bentuk teknologi yang
menumpukan kepada teknik men-desain piranti dari satuan atom atau molekul yang
dikenal dengan istilah elektronika molekul. Sejak Aviram mengusulkan desain
piranti diode berbasis molekul pada tahun 1974 dan Carter menyarankan konsep
piranti molekul pada akhir tahun 70-an maka teknologi elektronika molekul
mendapat perhatian yang serius di kalangan perancang teknologi masa depan
[1-3]. Teknologi elektronika molekul menjanjikan prospek masa depan karena
mampu menyederhanakan dimensi serta meningkatkan kemampuan berbagai piranti
bagi suatu sistem teknologi. Ada tiga faktor penting yang menjadi dasar bagi
realisasi teknologi tersebut yaitu :
1. Perkembangan
yang sangat cepat di bidang teknologi mikroelektronika. Hal ini ditunjukkan
dengan ukuran piranti elektronika semakin lama menjadi semakin kecil dengan
kelajuan eksponensial yang mengarah kepada skala molekul serta peningkatan
kemampuan piranti tersebut.
2. Perkembangan
elektronika molekul tidak bisa dihindari sejalan dengan perkembangan teknologi
komputer. Komputer yang handal memerlukan kecepatan kalkulasi yang sangat
tinggi, mempunyai kemampuan dalam menyimpan data dengan cepat dan dalam jumlah
yang sangat besar.
3. Perkembangan
ilmu pengetahuan modern telah berada pada taraf menangani piranti dalam skala
nano (10-9 m), sehingga muncul interdisipliner seperti nanoteknologi,
bioteknologi, dan ilmu supramolekul yang memungkinkan untuk memanipulasi satuan
atom atau molekul untuk bersama-sama digabungkan menjadi struktur supra-molekul
bagi suatu bentuk piranti yang terpadu.
Perkembangan Teknologi Mikroelektronika
Sebagai salah satu contoh kemajuan pesat teknologi di bidang
teknologi mikroelektronika adalah piranti microprocessor. Dewasa ini (tahun
1997) dalam satu piranti microprocessor dapat memuat 7.5 juta piranti
transistor. Jumlah ini merupakan peningkatan sebesar 2 juta dari dua tahun
sebelumnya (1995). Jumlah tersebut akan terus meningkat dari waktu ke waktu
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1, dan diperkirakan pada tahun 2011 piranti
microprocessor akan bisa memuat 1 milyar buah transistor yang dapat mengirimkan
100 milyar instruksi per detik [4]. Kemajuan yang sangat pesat di bidang
teknologi microprocessor ini akan mengimbas aspek lain di bidang teknologi
komputer dan pemrosesan data. Upaya meningkatkan jumlah transistor dalam suatu
piranti microprocessor tidak bisa lepas dari kemajuan yang dicapai dalam
memperkecil dimensi piranti tersebut yang salah satu faktornya adalah adanya
perkembangan teknik litografi. Di dalam teknik litografi, dengan menggunakan
sumber cahaya Extreme Ultra-Violet (EUV) dapat dibentuk garis circuit piranti
yang lebarnya < 0.1 m m (10-7 m). Dewasa ini sedang dikaji penggunaan sumber
Soft X-ray yang diharapkan akan dapat dibentuk garis circuit lebih kecil lagi
yang berarti jumlah circuit piranti yang dapat dibuat semakin banyak.
Teknik Rekayasa Molekul
Beberapa teknik yang telah lama digunakan untuk melakukan
riset di bidang elektronika molekul adalah teknik Langmuir-Blodgett,
Spin-Coating, dan Self-Assembly [5] seperti yang akan diuraikan di bawah.
Teknik - teknik tersebut dipergunakan untuk merekayasa molekul yaitu menyusun
molekul dengan orientasi yang teratur dan homogen dalam bentuk lapisan tipis
(thin film) dan memendapkannya baik berujud mono-lapis atau multilapis bagi
perancangan piranti elektronika seperti dioda, transistor, sensor, dan
lain-lain. Sifat-sifat film yang dimendapkan akan sangat bergantung kepada
jenis molekul dari bahan yang digunakannya yaitu bersifat insulator,
semikonduktor, konduktor atau superkonduktor. Rekayasa molekul memungkinkan
untuk menggabungkan berbagai jenis molekul yang berarti menggabungkan berbagai
sifat-sifat molekul yang ada.
1. Langmuir-Blodgett
Teknik Langmuir-Blodgett (LB) memungkinkan untuk menyusun
molekul dalam bentuk thin film monolapis [6]. Nama Langmuir-Blodgett diambil
dari dua peneliti yaitu Irving Langmuir dan Katherine Blodgett yang telah
berjasa mengembangkan teknik tersebut pada tahun 1930-an. Dengan teknik ini
dimungkinkan untuk menyusun molekul film dan memendapkannya dalam skala
Angstrom (10-10 m) dengan kualitas lapisan yang homogen.
2. Spin-Coating
Dengan
menggunakan teknik spin-coating lapisan molekul akan bisa dibuat sebagai film
yaitu dengan cara menyebarkan larutan film ke atas substrat terlebih dahulu,
kemudian substrat diputar dengan kecepatan konstant tertentu agar dapat
diperoleh mendapan film di atas substrat. Semakin cepat putaran, akan diperoleh
film yang semakin homogen dan tipis. Teknik ini telah dipergunakan untuk
memendapkan thin film bagi keperluan piranti non-linear optik. Bahan film yang
memungkinkan dimendapkan menggunakan teknik ini adalah dari berbagai bahan organik
ataupun organometallic. Dibandingkan dengan teknik LB, maka teknik ini lebih
mudah dan lebih banyak jenis bahan yang bisa dimendapkan. Di sisi lain
kesempurnaan dalam mengatur molekul film tidak sebaik jika dibandingkan dengan
yang diperoleh menggunakan teknik LB. Namun, dengan berbagai cara, dimungkinkan
untuk mendapatkan kualitas film yang makin sempurna.
3. Self-Assembly
Teknik ini
dipergunakan untuk mengatur molekul agar dapat dimendapkan monolapis film yang
diperoleh dengan cara mencelupkan substrat ke dalam suatu larutan tertentu [7]
sehingga ikatan antar molekul dengan substrat didasarkan kepada tarikan
elektrostatis kation dan anion. Dewasa ini teknik self-assembly telah digunakan
untuk menghasilkan monolapis atau multilapis lipid dan protein yang dimendapkan
di atas substrat silikon untuk membuat piranti 'bioelectronics molecular'.
Dibandingkan dengan teknik LB dan spin coating, maka teknik self-assembly akan
dapat menghasilkan ikatan film yang cukup kuat, namun sejauh ini jenis bahan
yang bisa direkayasa masih sangat terbatas.
Pengembangannya di
Indonesia
Sejauh ini nampaknya belum banyak penelitian yang mengarah
kepada bidang elektronika molekul dikarenakan beberapa sebab yang salah satunya
adalah pengembangan teknologi yang didasarkan kepada kerjasama inter-disipliner
belum begitu maju, juga trend pengembangan teknologi yang ada sebagian besar
masih diprioritaskan kepada upaya mengejar ketertinggalan teknologi yang sedang
nampak. Meskipun demikian, diharapkan dalam waktu dekat riset di bidang ini
telah mulai diberi perhatian sebagaimana yang terjadi di dunia Barat dan
Jepang. Sehingga kita tidak terkejut atau terlalu berat untuk mengejarnya jika
teknologi elektronika molekul ini akhirnya muncul dan
menggantikan trend teknologi yang ada sekarang. Banyak aspek
yang mendukung untuk mengawali penelitian di bidang elektronika molekul antara
lain yaitu konsep dasar peralatan yang dipergunakan untuk merekayasa molekul
adalah relatif murah sehingga budget untuk pengoperasiannya bisa dijangkau oleh
banyak institusi riset di Indonesia. Faktor lain adalah sumber alam di
Indonesia yang memungkinkan untuk mengeksplorasi berbagai bahan dan membuat
sintesis bahan baru bagi keperluan berbagai desain.
Referensi :
1. Y. Wei, Z. Lu,
C. Yuan dan Q. Gan., IEEE Engineering in Medicine and Biology, edisi
Juli/Agustus 1997, hal. 53 - 61.
2. F.L. Carter
(editor), Molecular Electronic Devices, Marcel Dekker, New York, 1982.
3. F.L. Carter,
R.E. Siatkowski, dan H. Wohltjen (editor), Molecular Electronic Devices,
North-Holland, Amsterdam, 1988.
4. I. Goodwin,
Physics Today, edisi Oktober 1997, hal. 85 - 86.
5. A.K. Ray, IEE
Proc.-Circuit Devices Sys., 44(2), 1997, hal. 107.
6. M.C. Petty,
Langmuir-Blodgett Films, Cambridge Press, 1996, hal. 155 - 156.
7. Hariyadi,
"The Switching Diode using a Langmuir-Blodgett Film", Prosiding
Seminar Fisika ke XII, HFI cab. Yogyakarta & Jawa Tengah, Universitas
Gadjah Mada - Yogyakarta, 1994, hal. 36 - 42.
8. Rudiono dan M.
Takeuchi, Japanese Journal of Applied Physics, Vol. 36(1997), hal. L127 - L129.
9. M.T. Fowler, M.
Suzuki, A.K. Angel, K. Adano, dan T. Itoh, Journal of Applied Physics, 62(8),
15 Oktober 1987, hal. 3427 - 3431.
10. 10. G.G. Robert
(editor), Langmuir-Blodgett Films, Plenum Press, New York, 1990, hal. 27.
11. A. Ulman, An
Introduction to Ultrathin Organic Films from Langmuir-Blodgett to
Self-Assembly, Academic Press, Inc., 1991, hal. 237.
12. H. Wohltjen,
W.R. Barger, A.W. Snow, dan N.L. Jarvis, IEEE Trans. Elec. Dev., ED-32, 1985,
hal. 1170 – 1174
Perkembangan teknologi pada akhir abad XX ini berlangsung
sangat cepat, terutama bertumpu pada tiga bidang: bio-teknologi, material
science atau teknologi bahan dan teknologi Elektronika dan Komputer.
Perkembangan bio-teknologi telah mempengaruhi berbagai jenis produk, seperti
bidang kesehatan dan obat-obatan dan bahan makan. Temuan-temuan bio-teknologi
akan menghasilkan berbagai produk sinthesis. Di bidang ilmu bahan, telah
memungkinkan diciptakannya berbagai bahan konstruksi yang tidak perlu merusak
lingkungan, karena bukan barang tambang. Temuan yang akan memiliki dampak tidak
kalah pentingnya adalah di bidang elektronika. Temuan di bidang ini melahirkan
berbagai produk teknologi komunikasi, robot, dan laser.
Kemajuan di bidang teknologi komunikasi memungkinkan
transaksi business lewat kaca komputer, sedangkan pengembangan robot
memungkinkan lahirnya tenaga kerja robot untuk dunia industri. Kecermatan dan
disiplin kerja robot sudah barang tentu akan melebihi kemampuan tenaga kerja
manusia. Perkembangan bidang komputer telah memungkinkan dimanfaatkan dalam
berbagai produk, seperti pilot automatics pada pesawat terbang, menjadikan
rancang bangun produk semakin cepat dan cermat, memudahkan pelayanan jasa
transportasi dan berbankan. Temuan-temuan di produk laser menghasilkan kemajuan
di bidang ilmu kedokteran. Berbagai
operasi akan dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan sinar laser. Perkembangan
laser juga merupakan fondasi untuk perkembangan teknologi komunikasi lebih lanjut.
Temuan-temuan bidang teknologi akan terus berkembang karena
adanya sifat saling mengkait antara temuan satu dengan temuan yang lain. Temuan
di bidang bio-teknologi dikombinasikan dengan bidang material science akan
mampu menghasilkan "bahan yang canggih". Bahan ini dikembangkan pada
level "moleculer". Hasilnya, produk bahan baru ini akan lebih ringan, lebih kecil,
lebih kuat dan lebih fleksibel, sehingga dapat digunakan sebagaimana yang
diinginkan. Kombinasi ternuan bio-teknologi dan material science juga akan
mempercepat perkembangan bidang komputer, dengan diketemukannya, produk sumber
padat energi tinggi. Produksi-produksi elektronika memerlukan energi. Tanpa
diketemukan produk sumber energi, pekembangan produk elekttronika akan
terhambat. Sebaliknya, ternuan produk sumber energi yang lebih padat dan lebih
tinggi kekuatannya, maka perkembangan produksi elektronika akan semakin
meningkat. Temuan chip komputer akan memungkinkan seseorang membawa komputer
dalam saku bajunya. Komputer tersebut sangat interaktif dan wireless. Multi
fungsi terdapat dalam komputer, sebagai alat telepon, fax dan penyimpan data.
Di samping itu, perkembangan industri komputer akan melahirkan
"Edutainment", yakni pendidikan yang menjadi hiburan dan hiburan yang
merupakan pendidikan. Dengan "Edutainment" proses pendidikan akan
semakin menarik dan menghasilkan lulusan yang semakin berkualitas
www.blogger.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar