Anak muda identik dengan semangat yang bergelora dan kreativitas. Ide cemerlang bermuara dari muda-mudi. Berbagai perlombaan menjadi peluang para siswa untuk mengasah potensi diri. Di era yang memasuki tahun macan logam ini, tak dapat dipungkiri bahwa tujuan akhir dari bersekolah tentunya memperoleh ilmu guna bekerja.
Menurut dia, karena anak muda adalah pasar potensial segala industri dan bisnis, maka dengan menyaksikan UrbanFest, para pebinis atau yang ingin membuka bisnis atau bekerjasama, bisa membaca peluang. Bisnis yang menjadi pasar potensial anak muda seperti consumer goods, foods, sports, electronics-computer geeks, entertainment toys, games and gadgets, toiletries, automotive, community engagements.
Anak muda menurut Nugroho, telah memberi bingkai baru kehidupan industri dan bisnis dengan sekaligus menjadi pelaku dan pionir dalam berbagai bidang. Power of community yang dimiliki anak muda jauh melebihi segmen lain. Loyal coustumers dan fans jauh lebih fanatik, jelasnya.
Lembaga Swadaya Masyarakat (disingkat LSM) adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya.Organisasi ini dalam terjemahan harfiahnya dari Bahasa Inggris dikenal juga sebagai Organisasi non pemerintah (disingkat ornop atau ONP (Bahasa Inggris: non-governmental organization; NGO).Organisasi tersebut bukan menjadi bagian dari pemerintah, birokrasi ataupun negara. Maka secara garis besar organisasi non pemerintah dapat di lihat dengan ciri sbb :Organisasi ini bukan bagian dari pemerintah, birokrasi ataupun negaraDalam melakukan kegiatan tidak bertujuan untuk memperoleh keuntungan (nirlaba)Kegiatan dilakukan untuk kepentingan masyarakat umum, tidak hanya untuk kepentingan para anggota seperti yang di lakukan koperasi ataupun organisasi profesi.
Berdasarkan Undang-undang No.16 tahun 2001 tentangYayasan, maka secara umum organisasi non pemerintah di indonesia berbentuk yayasan.Jenis dan kategori LSMSecara garis besar dari sekian banyak organisasi non pemerintah yang ada dapat di kategorikan sbb :Organisasi donor, adalah organisasi non pemerintah yang memberikan dukungan biaya bagi kegiatan ornop lain.Organisasi mitra pemerintah, adalah organisasi non pemerintah yang melakukan kegiatan dengan bermitra dengan pemerintah dalam menjalankan kegiatanya.Organisasi profesional, adalah organisasi non pemerintah yang melakukan kegiatan berdasarkan kemampuan profesional tertentu seperti ornop pendidikan, ornop bantuan hukum, ornop jurnalisme, ornop kesehatan, ornop pengembangan ekonomi dll.Organisasi oposisi, adalah organisasi non pemerintah yang melakukan kegiatan dengan memilih untuk menjadi penyeimbang dari kebijakan pemerintah. Ornop ini bertindak melakukan kritik dan pengawasan terhadap keberlangsungan kegiatan pemerintahSebuah laporan PBB tahun 1995 mengenai pemerintahan global memperkirakan ada sekitar 29.000 ONP internasional. Jumlah di tingkat nasional jauh lebih tinggi: Amerika Serikat memiliki kira-kira 2 juta ONP, kebanyakan dibentuk dalam 30 tahun terakhir. Russia memiliki 65.000 ONP. Lusinan dibentuk per harinya. Di Kenya, sekitar 240 NGO dibentuk setiap tahunnya.
Tumpahnya segala bentuk ide maupun seni yang tertuang dalam bentuk ogoh-ogoh rasanya pantas untuk diacungi dua jempol, melihat pada halusnya pekerjaan yang mereka hasilkan, pula bentuk yang diwujudkan mampu menggambarkan apa yang mereka harapkan.
eni origami sangat menyenangkan. Tidak hanya anak-anak, kaum muda dan orangtua pun banyak yang menyukai kegiatan ini. Hal itu membuat origami sebagai salah satu seni kerajinan tangan mampu berkembang cepat di dunia.
Selain menyenangkan, kegiatan ini memiliki banyak manfaat lain, di antaranya dapat meningkatkan kreativitas dan motorik halus anak. Pasalnya, membuat origami membutuhkan ketelitian dan imajinasi sehingga saraf otak akan bekerja dengan baik. Tentu saja, dampaknya akan positif bagi perkembangan otak.
Semakin tinggi ketelitian dan kreativitasnya, semakin baik dan menarik pula bentuk yang dihasilkan. Anda akan mencapai kepuasan besar. Hanya bermodalkan kertas, Anda pun bisa menciptakan banyak kreasi model origami, misalnya kreasi model binatang.
Binatang merupakan sosok yang sangat akrab dengan dunia anak-anak. Karena itu, penulis memiliki karakter binatang untuk ditampilkan dalam buku ini. Ragam sosok binatang, seperti burung betet, ikan, ayam, hingga kanguru tampil cantik dan lucu dalam bentuk lipatan-lipatan kertas warna-warni.
Bagaimanakah teknik origami? Di alam buku Mahir Membuat Origami Bentuk Binatang karya Nur Anisah ini, Anda bisa mendapatkan panduan bagaimana membuat origami. Melalui buku ini, penulis membagi pengalamannya selama ia mengajar origami di TK, termasuk mengajar anak-anak dengan kebutuhan khusus Anda tak perlu khawatir kesulitan mempercantikkan cara membuat origami seperti di dalam buku ini, karena di dalamnya ditampilkan foto langkah demi langkah cara membuatnya
Buku yang diterbitkan DeMedia ini, berisi aneka cara membuat origami dengan bentuk binatang. Misalnya burung, ayam, ikan, kelinci, kanguru, kupu-kupu, dan penyu. Selain itu, buku ini juga dilengkapi gambar berwarna step by step mengikuti setiap pola lipatan masing-masing bentuk binatang. Dengan begitu, Anda bisa belajar lebih mudah bersama keluarga.
Perubahan kualitas yang seimbang baik fisik maupun mental merupakan indikasi dari perkembangan anak didik yang baik. Tidak ada satu aspek perkembangan dalam diri anak didik yang dinilai lebih penting dari yang lainnya. Oleh itu tidaklah salah bila teori kecerdasan majemuk dapat memenuhi kecenderungan perkembangan anak didik yang bervariasi. Fakta biologis menunjukkan bahwa manusia ketika baru dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya tetapi mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang karena: kemampuan anak bersifat fleksibel, anak manusia mempunyai otak yang besar dan berpermukaan luas, dan mempunyai pusat syaraf yang berfungsi untuk menerima pengaruh dari luar dirinya sehingga dapat terjadi proses belajar. Anak manusia ketika dilahirkan membawa bermacam-macam kemampuan potensial, yang membutuhkan stimuli dari lingkungan.
Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini dirasakan merupakan kebutuhan setiap peserta didik. Dalam masa pembangunan dan era yang semakin mengglobal dan penuh persaingan ini setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Oleh karena itu, pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada pada setiap manusia terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa perlu dimulai sejak usia dini, Baik itu untuk perwujudan diri secara pribadi maupun untuk kelangsungan kemajuan bangsa.Dalam pengembangan bakat dan kreativitas haruslah bertolak dari karakteristik keberbakatan dan juga kreativitas yang perlu dioptimalkan pada peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk ungkapan kreatif peserta didik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
Menurut Clark Moustakis (1967), ahli psikologi humanistik menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri endiri, dengan alam, dan dengan orang lain.
Menurut Rhodes, umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif.
Menurut Hulbeck (1945), “ Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Sternberg (1988), kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
Menurut Baron (1969) yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.
Menurut Haefele (1962), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna social.
Menurut Torrance (1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.
Kreativitas membutuhkan adanya dorongan dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).
1. Motivasi untuk Kreativitas
Dorongan ada pada setiap individu dan bersifat universal ada dalam diri individu itu sendiri namun membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.
2. Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif
Menurut Rogers, penciptaan kondisi keamanan psikologis dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif.
Mengenai Persimpangan Kreativitas, Amabile menekankan bahwa keberhasilan dalam perwujudan kreativitas ditentukan oleh tiga factor yang saling terkait, dan titik pertemuan antara ketig factor inilah yang menentukan keunggulan kreatif, yaitu keterampilan dalam bidang tertentu, keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, dan motivasi intrinsic.
Penelitian Dacey (1989) membandingkan karakteristik keluarga yang anak remajanya sangat kreatif, dengan keluarga yang anak remajanya biasa saja. Hasil penelitian ini menunjukkan peran besar dari lingkungan keluarga; dalam keluarga dengan remaja kreatif, tidak banyak aturan diberlakukan dalam kelaurga dibandingkan keluarga yang biasa. Banyak diantara remaja yang kreatif pernah mengalami masa krisis atau trauma dalam hidup mereka. Orang tua mengukur tanda-tanda kekereatifan anak sudah pada usia dini, dan mereka mendorong dan memberi banyak kesempatan untuk mengmbangkan bakat anak. Banyak dari orang tua keluarga kreatif mempunyai hobi yang dikembangkan di samping karier mereka. Orang tua dan anak dari keluarga kreatif sama-sama berpendapat bahwa peranan sekolah tidak penting dalam pengembangan kreativitas anak. Tetapi remaja kreatif cendrung untuk bekerja lebih keras daripada teman sekolah mereka. Agaknya dominasi dari belahan otak kanan (yang diasumsikan dengan fungsi kreatif) lebih kuat pada kelompok remaja yang kreatif.
Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Untuk lebih jelasnya kedua aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1. Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol. kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
2. Penyesuaian Sosial
Setiap individu hidup di dalam masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara komunitas (masyarakat) diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu.
Kedua hal tersebut merupakan proses pertumbuhan kemampuan individu dalam rangka penyesuaian sosial untuk menahan dan mengendalikan diri. Pertumbuhan kemampuan ketika mengalami proses penyesuaian sosial, berfungsi seperti pengawas yang mengatur kehidupan sosial dan kejiwaan.
Dalam mengembangkan kreativitas ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Antara lain;
1. Menghargai Eksistensi Remaja.
2. Eksistensi Siswa Dalam Kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar